Tech Winter: Pengertian, Penyebab, dan Cara Menghadapinya

February 25, 2023
Tech Winter

Table of Contents

Dilansir dari CNN Indonesia, Perusahaan startup di Indonesia mulai menjamur pada tahun 2015, dan pada tahun 2021 ada 2.229 startup yang terdaftar, menjadikannya yang terbesar kelima di dunia. Namun, belakangan ini kepercayaan akan perusahan startup sedang menurun dan tidak sedikit yang gagal. 

Fenomena Tech Winter mengacu pada terjadinya penurunan aktivitas startup berbasis teknologi yang signifikan. Dalam arti lain, istilah “musim dingin teknologi” menggambarkan situasi di mana minat investor terhadap perusahaan rintisan berbasis teknologi menurun, yang menyebabkan banyak dari mereka gagal di tengah jalan.Tech winter telah melanda di seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia. Lantas, apa sebenarnya tech winter itu? Dan bagaimana cara menghadapi kondisi ini? Langsung saja simak penjelasannya berikut ini.

Startup photo by mediaphotos from getty Images Signature
Caption: Sekumpulan pekerja startup sedang berdiskusi. Photo by Mediaphotos from Getty Images Signature

Pengertian Tech Winter

Tech Winter adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan situasi dimana perkembangan industri teknologi mengalami stagnasi atau terhenti. Fenomena ini umumnya terjadi pada startup di sektor teknologi yang mengalami perkembangan pesat dan kemudian mengalami penurunan yang drastis. 

Pada saat tech winter terjadi, banyak perusahaan rintisan yang satu per satu tumbang karena kendala penurunan pada investasi dan kurangnya dana operasional. Sehingga membuat perusahaan tersebut bangkrut lantaran krisis finansial. 

Setidaknya, terdapat beberapa hal yang mengindikasikan jika suatu perusahaan tersebut mengalami kondisi seperti ini, diantaranya yaitu terjadinya pengurangan karyawan dalam jumlah besar-besaran, baik dengan cara memutus hubungan kerja (PHK) dan memberhentikan perekrutan.

Penyebab Fenomena Tech Winter

Tech Winter tidak hanya berdampak kepada perusahaan startup, namun kondisi ini juga berdampak pada beberapa perusahaan teknologi besar, seperti Meta, Amazon, Twitter, dan Google. Dimana baru-baru ini terjadi pemberhentian kerja massal sebanyak puluhan ribu pekerja pada perusahaan-perusahaan tersebut. 

Berdasarkan analisa pakar ekonomi, fenomena tech winter kali ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti dampak dari pandemi Covid-19, meningkatnya suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (AS), serta terjadinya ketegangan geopolitik antara Rusia dan Ukraina.

Selain 3 faktor diatas, kejadian PHK besar-besaran ini disinyalir imbas dari sistem manajerial yang kurang matang, seperti investasi dan perekrutan yang berlebihan, pengeluaran anggaran yang sangat tinggi selama pandemi, dan hasil pekerjaan yang tidak maksimal. 

PHK massal ini juga berdampak pada moral dan psikologi karyawan. Banyak pekerja yang merasa stres dan bingung karena metode PHK yang digunakan tidak mempertimbangkan hasil kinerja karyawan dan terkesan sewenang-wenang. 

Untuk menghindari keadaan seperti ini dikemudian hari, perusahaan harus lebih proaktif dalam mengatasi masalah perekrutan, mengurangi pengeluaran & investasi berlebihan.

Cara Menghadapi Tech Winter

Untuk bertahan di tengah kondisi genting ini, setidaknya pemilik perusahaan dapat melakukan beberapa upaya di bawah ini, diantaranya sebagai berikut : 

1. Lebih Bijak Dalam Berinvestasi

Investasi adalah kegiatan yang penting bagi perusahaan untuk mengembangkan bisnis dan meningkatkan nilai perusahaan. Namun, jika tidak dilakukan dengan bijak, investasi dapat menjadi pemicu krisis keuangan yang dapat berdampak buruk bagi kelangsungan hidup perusahaan.

Investasi berlebih merupakan salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya PHK besar-besaran pada perusahaan besar seperti Meta, Twitter, dan Google. Untuk menghindari krisis keuangan, perusahaan harus memiliki strategi investasi yang jelas, terukur, dan mempertimbangkan risiko & potensi keuntungan dari setiap investasi yang akan dilakukan. 

2. Evaluasi Kembali Bisnis Model

Evaluasi bisnis model merupakan hal yang krusial agar perusahaan dapat berkembang dan beradaptasi dengan perubahan pasar. Proses evaluasi ini bertujuan untuk  mengidentifikasi kelemahan dan kelebihan dari bisnis model yang sudah ada, serta memastikan bahwa model tersebut masih menguntungkan, berkelanjutan, dan  relevan dengan perubahan yang terjadi di pasar.

Perusahaan harus memastikan bahwa produk/ layanan yang mereka tawarkan kepada customer dapat menguntungkan dan berkepanjangan. Dengan hal ini, maka perusahaan dapat bertahan lama. 

3. Menghemat Biaya


Membatasi pengeluaran dan meningkatkan pendapatan merupakan metode teraman untuk menghadapi situasi ini. Pemilik perusahaan harus lebih berhati-hati dalam angaran pengeluaran mereka, seperti pengeluaran untuk pemasaran, perekrutan, dan promosi. Selain itu, perusahaan juga bisa menerapkan sistem otomasi atau Artificial Intelligence untuk memangkas anggaran operasional yang tidak dibutuhkan.

4. Selektif pada Mekanisme Perekrutan

Sebagai respons terhadap penurunan pendapatan selama pandemi COVID-19, berbagai perusahaan memutuskan untuk melakukan perekrutan yang berlebihan yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas karyawan dan meningkatkan pendapatan.  Namun, perekrutan berlebihan dapat berdampak buruk pada stabilitas finansial perusahaan karena biaya tinggi untuk membayar gaji dan tunjangan karyawan.

Untuk menghemat biaya, perusahaan harus mempertimbangkan dengan hati-hati ketika melakukan perekrutan dan dapat mempertimbangkan alternatif lain seperti outsourcing atau pengembangan keterampilan karyawan yang sudah ada

Nah, itu dia tips yang dapat dilakukan oleh perusahaan supaya bisa bertahan di kondisi tech winter. Setiap perusahaan, baik itu startup atau perusahaan besar, harus dapat belajar dari masa sulit ini, melewatinya, dan menggunakannya sebagai peluang untuk berkembang.

Share the love
Reading is to the mind what exercise is to the body. Therefore, read on.

Meet Deskimo

Deskimo is a platform that connects professionals with on-demand workspaces, enabling them to find and book hot desks, meeting rooms, and other facilities in real-time.

Find a workspace wherever you are
Find your ideal office within walking distance from Deskimo’s diverse and distributed network of locations.
No need to reserve ahead of time
Deskimo workspaces are as ready as you are. Find a workspace when you need it, with instant check-in.
Never pay

for unused time
No subscriptions or commitments. With Deskimo, pay only for the time that you use, not a minute more.